KOTA MALANG - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membahas mengenai instrumen pembiayaan nasional sejak 2015-2023. Beliau mengatakan, kita harus bersyukur dengan instrumen pembiayaan yang dimiliki oleh Indonesia.
Hal ini ia ungkap dalam sambutannya di acara 'Ground Breaking Ceremony The Development of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Phase 2', Minggu (22/1/2023).
Baca juga:
IWO Malang Raya Gelar Top Leader Forum 2022
|
"Saya mohon untuk menyampaikan hal ini, karena ini adalah bagian dari pendidikan dan komunikasi. Artinya, jangan kita tidak mensyukuri instrumen (pembiayaan) yang kita miliki sendiri. Kita sering terlalu memuja instrumen dari negara lain, padahal yang kita miliki uangnya berasal dari pajak, bea cukai, dan kegiatan ekonomi yang dikumpulkan untuk berbagai kebutuhan bangsa dan negara kita, " harap Sri Mulyani.
Sri Mulyani lantas menyampaikan keuangan negara yang bekerja luar biasa dalam tiga tahun ini, termasuk melalui penggunaan instrumen utang. Beliau meyakini, utang tersebut akan dibayar kembali dan Indonesia mampu membayar utangnya.
"Coba kita lihat, kalau negara ini ingin menjadi negara yang terus maju, makmur, adil, bermartabat maka pembangunan harus diselenggarakan, tidak boleh ditunda. Tidak ada pembangunan sampai negaranya kaya karena tidak akan kaya kalau tidak ada pembangunan, " tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani berharap agar pembangunan ini bisa diwujudkan sesuai cita-citanya, yaitu Kampus Kelas Dunia.
"Saya harap pembangunan ini akan menjadikan UIN Malang menuju World Class University (Universitas Kelas Dunia). Jadi, jangan hanya berpikir kelas lokal atau nasional, tapi ambisinya menjadi kelas dunia. Saya haqqul yakin bisa dilaksanakan oleh Civitas Akademikanya, "
Terakhir, Sri Mulyani berpesan agar kepada semua pihak bisa saling menjaga keuangan negara dan menjadikan instrumen yang bisa diandalkan untuk pembangunan, dan kebutuhan rakyat.
"Mohon jangan sampai ada yang mencederai dan mengkhianati dengan korupsi, karena itu tidak hanya tidak sesuai dengan ajaran Islam tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat, " pesan Sri Mulyani. (sf/sm)